PEMANFAATAN TIK SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
A. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang begitu dahsyat membuat semua orang mengejar ketinggalan dan mencoba untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Fasilitas dan sarana juga disesuaikan dengan kebutuhan zaman agar selalu terkini dan tidak ketinggalan zaman. Begitu pula dengan dunia pendidikan, perubahan dan perbaikan kurikulum dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sehingga menghasilkan generasi-generasi emas yang siap terjun di era globalisasi dan siap bersaing dengan negara-negara asing.
Perkembangan zaman sangat mempengaruhi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang ada. Misalnya, pada negara-negara maju, mereka pasti telah menggunakan fasilitas dan sarana TIK yang juga sangat maju dan modern karena untuk menunjang kebutuhan mereka. Hal yang sama pada dunia pendidikan bahwa mereka tidak dapat mengelak untuk tidak mengikuti perkembangan TIK. Sasaran mereka adalah siswa dengan tujuan mencetak siswa yang cerdas, kepribadian dan siap menjalani segala tantangan dalam perkembangan zaman ini.
Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Setiap guru mata pelajaran harus akrab dengan TIK dan tidak hanya menyerahkan kepada guru mata pelajaran tertentu saja, seperti guru TIK. Perkembangan diri siswa tidak dapat dihentikan, kebutuhan siswa akan keingintahuannya juga tak dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa akan minat belajarnya harus selalu dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Disinilah peran guru dalam kelas untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari cara agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran tersebut.
Hal-hal yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran, diantaranya adalah metode yang diberikan guru, media pembelajaran, cara guru bersikap dan penampilan guru dalam kelas. Di sini akan ditekankan media pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Media pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan siswa akan membuat minat siswa lebih tinggi. Meskipun guru sebagai mediator utama dalam pembelajaran di kelas, alat bantu atau media lainnya juga sangat diperlukan agar pembelajaran tersebut lebih dinamis dan mencapai sasaran yang diinginkan. Media pembelajaran yang dikemas dengan baik dapat menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan diminat siswa.
Menurut Azhar Arsyad (2014:2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan di sekolah atau alat-alat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat tersebut, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Perkembangan zaman telah membawa kepada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terbaru, yaitu multimedia interaktif, televisi, komputer, sound system, internet, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut kemungkinan telah diketahui siswa melalui lingkungannya walaupun ada sebagian siswa yang awam dengan hal tersebut. Tugas seorang guru adalah mendampingi siswanya bagi yang telah mengenal dan memperkenalkan bagi yang masih awam terhadap contoh-contoh teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran siswa.
Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan bagi yang menyukai dan menyebalkan bagi yang tidak menyukai. Pelajaran ini adalah pelajaran wajib yang selalu ada dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pelajaran ini tidak begitu menarik dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa asing. Kemungkinan sebagian siswa menganggap tidak perlu dan mereka telah paham bahasa Indonesia tanpa harus belajar. Apalagi tes-tes yang diberikan pada pelajaran bahasa Indonesia didominasi dengan teks atau wacana, bagi sebagian siswa itu sangat membosankan sehingga akhirnya mereka cuek atau tidak peduli pada pelajaran bahasa Indonesia.
Peningkatan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia itu sangat dipengarui oleh peran guru. Seorang guru bahasa Indonesia harus pandai mensiasati atau mencari cara agar siswanya berminat dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
Perkembangan zaman yang begitu dahsyat membuat semua orang mengejar ketinggalan dan mencoba untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. Fasilitas dan sarana juga disesuaikan dengan kebutuhan zaman agar selalu terkini dan tidak ketinggalan zaman. Begitu pula dengan dunia pendidikan, perubahan dan perbaikan kurikulum dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia sehingga menghasilkan generasi-generasi emas yang siap terjun di era globalisasi dan siap bersaing dengan negara-negara asing.
Perkembangan zaman sangat mempengaruhi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang ada. Misalnya, pada negara-negara maju, mereka pasti telah menggunakan fasilitas dan sarana TIK yang juga sangat maju dan modern karena untuk menunjang kebutuhan mereka. Hal yang sama pada dunia pendidikan bahwa mereka tidak dapat mengelak untuk tidak mengikuti perkembangan TIK. Sasaran mereka adalah siswa dengan tujuan mencetak siswa yang cerdas, kepribadian dan siap menjalani segala tantangan dalam perkembangan zaman ini.
Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan, khususnya pembelajaran bahasa Indonesia sangat diperlukan. Setiap guru mata pelajaran harus akrab dengan TIK dan tidak hanya menyerahkan kepada guru mata pelajaran tertentu saja, seperti guru TIK. Perkembangan diri siswa tidak dapat dihentikan, kebutuhan siswa akan keingintahuannya juga tak dapat dibatasi, dan ketertarikan siswa akan minat belajarnya harus selalu dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Disinilah peran guru dalam kelas untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Guru dituntut kreatif dan inovatif dalam mendampingi siswa belajar di kelas. Guru yang baik akan selalu mencari cara agar siswanya tertarik dan memiliki minat yang tinggi dalam pelajaran yang diberikannya sehingga memperoleh nilai yang maksimal dari pelajaran tersebut.
Hal-hal yang mempengaruhi minat siswa terhadap pelajaran, diantaranya adalah metode yang diberikan guru, media pembelajaran, cara guru bersikap dan penampilan guru dalam kelas. Di sini akan ditekankan media pembelajaran yang diberikan kepada siswa untuk menumbuhkan minat belajar siswa. Media pembelajaran yang beragam dan disesuaikan dengan perkembangan zaman serta kebutuhan siswa akan membuat minat siswa lebih tinggi. Meskipun guru sebagai mediator utama dalam pembelajaran di kelas, alat bantu atau media lainnya juga sangat diperlukan agar pembelajaran tersebut lebih dinamis dan mencapai sasaran yang diinginkan. Media pembelajaran yang dikemas dengan baik dapat menjadikan proses pembelajaran lebih menarik dan diminat siswa.
Menurut Azhar Arsyad (2014:2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang telah disediakan di sekolah atau alat-alat yang sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat tersebut, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Perkembangan zaman telah membawa kepada perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terbaru, yaitu multimedia interaktif, televisi, komputer, sound system, internet, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut kemungkinan telah diketahui siswa melalui lingkungannya walaupun ada sebagian siswa yang awam dengan hal tersebut. Tugas seorang guru adalah mendampingi siswanya bagi yang telah mengenal dan memperkenalkan bagi yang masih awam terhadap contoh-contoh teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran siswa.
Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang menyenangkan bagi yang menyukai dan menyebalkan bagi yang tidak menyukai. Pelajaran ini adalah pelajaran wajib yang selalu ada dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. Pelajaran ini tidak begitu menarik dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa asing. Kemungkinan sebagian siswa menganggap tidak perlu dan mereka telah paham bahasa Indonesia tanpa harus belajar. Apalagi tes-tes yang diberikan pada pelajaran bahasa Indonesia didominasi dengan teks atau wacana, bagi sebagian siswa itu sangat membosankan sehingga akhirnya mereka cuek atau tidak peduli pada pelajaran bahasa Indonesia.
Peningkatan minat siswa dalam belajar bahasa Indonesia itu sangat dipengarui oleh peran guru. Seorang guru bahasa Indonesia harus pandai mensiasati atau mencari cara agar siswanya berminat dalam pembelajaran bahasa Indonesia sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
B. Tujuan
Tujuan dari tulisan ilmiah ini adalah sebagai wawasan dan pengetahuan bagi guru bahasa Indonesia dalam hal pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran guna meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia di kelas. Tulisan ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi, ide, pandangan dalam menarik minat siswa untuk pelajaran bahasa Indonesia di kelas.
Tujuan dari tulisan ilmiah ini adalah sebagai wawasan dan pengetahuan bagi guru bahasa Indonesia dalam hal pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran guna meningkatkan minat belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia di kelas. Tulisan ini diharapkan dapat membantu memberikan solusi, ide, pandangan dalam menarik minat siswa untuk pelajaran bahasa Indonesia di kelas.
C. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat TIK
TIK berasal dari istilah ICT yang merupakan kependekan dari Information and Communication Technology (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Istilah TIK tersusun dari tiga huruf yang berbeda tetapi merupakan komponen yang memilki makna erat.(Hartoyo, 2012 :2)
Dalam buku Hartoyo (2012 : 3-4) Istilah TIK yang terdiri Teknologi, Informasi dan Komunikasi, yaitu:
1. Hakikat TIK
TIK berasal dari istilah ICT yang merupakan kependekan dari Information and Communication Technology (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Istilah TIK tersusun dari tiga huruf yang berbeda tetapi merupakan komponen yang memilki makna erat.(Hartoyo, 2012 :2)
Dalam buku Hartoyo (2012 : 3-4) Istilah TIK yang terdiri Teknologi, Informasi dan Komunikasi, yaitu:
• Teknologi
Teknologi diartikan sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyaman hidup manusia (Pusat Bahasa, 2008), sedangkan Mitcham (1994) dalam Vriest (2005) mengemukan empat konsep teknologi, yaitu teknologi sebagai objek, pengetahuan, tindakan, dan kemauan.
• Informasi
Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk yang bermakna (Shore 1988: 22). Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi merupakan objek atau pesam yang kita peroleh, teruskan dan pertukarkan untuk tujuan tertentu
• Komunikasi
Menurut Levis, komunikasi adalah proses interaksi antara komunikator dan komunikan (lawan bicara), sedangkan menurut Hubbley (1993:45) menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antarindividu, termasuk gagasan, emosi, pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan TIK adalah teknologi yang berfungsi atau yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses komunikasi atau penyampaian informasi.
Berdasarkan pandangan di atas TIK dapat didefinisikan sebagai cara media atau teknologi untuk menyimpan, mengembalikan, memanipulasi, meneruskan, dan menerima data atau informasi digital atau sebagai teknologi yang berguna untuk mendukung proses komunikasi atau penyampaian informasi dari pengirim ke penerima informasi
Teknologi diartikan sebagai metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyaman hidup manusia (Pusat Bahasa, 2008), sedangkan Mitcham (1994) dalam Vriest (2005) mengemukan empat konsep teknologi, yaitu teknologi sebagai objek, pengetahuan, tindakan, dan kemauan.
• Informasi
Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk yang bermakna (Shore 1988: 22). Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi merupakan objek atau pesam yang kita peroleh, teruskan dan pertukarkan untuk tujuan tertentu
• Komunikasi
Menurut Levis, komunikasi adalah proses interaksi antara komunikator dan komunikan (lawan bicara), sedangkan menurut Hubbley (1993:45) menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi antarindividu, termasuk gagasan, emosi, pengetahuan dan keterampilan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan TIK adalah teknologi yang berfungsi atau yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses komunikasi atau penyampaian informasi.
Berdasarkan pandangan di atas TIK dapat didefinisikan sebagai cara media atau teknologi untuk menyimpan, mengembalikan, memanipulasi, meneruskan, dan menerima data atau informasi digital atau sebagai teknologi yang berguna untuk mendukung proses komunikasi atau penyampaian informasi dari pengirim ke penerima informasi
2. Hakikat Media Pembelajaran
Menurut Azhar Arsyad (2014:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi dan perananny, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Dengan demikian, media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Maka dapat dikatakan media dalam hal ini adalah media pembelajaran.
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dpat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran adalah seagala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
Menurut Azhar Arsyad (2014:3) kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Di samping sebagai sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator. Dengan istilah mediator, media menunjukkan fungsi dan perananny, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran mulai dari guru sampai kepada peralatan yang paling canggih. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Dengan demikian, media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. Maka dapat dikatakan media dalam hal ini adalah media pembelajaran.
Secara umum media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dpat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Media pembelajaran adalah seagala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar.
3. Hakikat Media Pembelajaran TIK dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan teknologi pembelajaran, sumber belajar atau dapat juga termasuk sebagai alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipandang segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa hardware dan software merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran yang harus diciptakan (didesain dan dikembangkan), digunakan, dan dikelola (dievaluasi) untuk kebutuhan pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. (Azhar,2014:7-8)
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan pendorong utama penerapan computer dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Learning (CAL) atau pembelajaran dengan bantuan komputer. Namun, perlu diingat bahwa komputer hanyalah alat atau media dan sepenuhnya tergantung dari penggunanya. (Hartoyo, 2012: 26)
Kurikulum 2013 menempatkan bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan (Nuh,2013:37). Peran bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks. (Mahsun, 2014: 94). Oleh karena itu, perancangan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memberikan ruang pada siswa untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai siswa.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat menarik atau membosankan bagi siswa tergantung bagaimana seorang guru mengemasnya atau mendesainnya. Disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dari tuntutan kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak lagi sebagai suatu mata pelajaran tetapi semua pelajaran di sekolah harus menyertakan TIK sebagai media dan tanggung jawab TIK bukan hanya pada guru TIK saja tetapi semua guru harus menguasai TIK.
Begitu pula dengan pembelajaran bahasa Indonesia, guru bidang studi bahasa Indonesia harus pandai mengemas dan merancang pelajarannya agar siswa tertarik dan berminat pada pelajaran bahasa Indonesia dan salah satunya dengan memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia.
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan teknologi pembelajaran, sumber belajar atau dapat juga termasuk sebagai alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran. Media pembelajaran yang dipandang segala bentuk peralatan fisik komunikasi berupa hardware dan software merupakan bagian kecil dari teknologi pembelajaran yang harus diciptakan (didesain dan dikembangkan), digunakan, dan dikelola (dievaluasi) untuk kebutuhan pembelajaran dengan maksud untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam proses pembelajaran. (Azhar,2014:7-8)
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan pendorong utama penerapan computer dalam pembelajaran yang dikenal dengan istilah Computer Assisted Learning (CAL) atau pembelajaran dengan bantuan komputer. Namun, perlu diingat bahwa komputer hanyalah alat atau media dan sepenuhnya tergantung dari penggunanya. (Hartoyo, 2012: 26)
Kurikulum 2013 menempatkan bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan (Nuh,2013:37). Peran bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks. (Mahsun, 2014: 94). Oleh karena itu, perancangan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks memberikan ruang pada siswa untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang dikuasai maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai siswa.
Berdasarkan pandangan di atas, maka pembelajaran bahasa Indonesia dapat menarik atau membosankan bagi siswa tergantung bagaimana seorang guru mengemasnya atau mendesainnya. Disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan dari tuntutan kurikulum 2013, Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak lagi sebagai suatu mata pelajaran tetapi semua pelajaran di sekolah harus menyertakan TIK sebagai media dan tanggung jawab TIK bukan hanya pada guru TIK saja tetapi semua guru harus menguasai TIK.
Begitu pula dengan pembelajaran bahasa Indonesia, guru bidang studi bahasa Indonesia harus pandai mengemas dan merancang pelajarannya agar siswa tertarik dan berminat pada pelajaran bahasa Indonesia dan salah satunya dengan memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran bahasa Indonesia.
D. Analisis dan pembahasan
Perubahan kurikulum 2013 merupakan perbaikan kurikulum dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2013 perkembangan TIK sangat diprioritaskan dan diharapkan guru dapat menyesuaikan perkembangan ini. Sumber belajar dan media belajar tidak lagi hanya berasal dari buku tetapi dapat berbagai sumber dan berbagai media.
Pemanfaatan media TIK dalam sumber belajar dan media pembelajaran di kelas merupakan salah satu upaya untuk menarik minat siswa belajar. Oleh karena itu, tanpa kita sadari bahwa penggunaan media atau alat bantu sangat membantu kegiatan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Namun, dalam implementasinya masih kurang guru memanfaatkan media pembelajaran dan penggunaan metode ceramah masih cukup popular di kalangan guru dalam proses pembelajaran. Ini diakibatkan keterbatasan media pembelajaran dan lemahnya guru menciptakan media pembelajaran.
Padahal telah kita ketahui bahwa zaman telah berkembang dengan pesat. Komputer bukan lagi barang asing bagi siswa juga perangkat dan program yang ada di dalam komputer. Berdasarkan kondisi itu maka diharapkan guru pun akrab dan menguasai komputer dengan perangkat dan programnya, Guru dapat memanfaatkan komputer tersebut sebagai media pembelajaran dan program-program yang ada dalam komputer dapat dijadikan sumber belajar.
Hartoyo (2012, 35) komputer tidak hanya fleksibel, namun juga kaya dan interaktif. Komputer fleksibel dalam hal dimensi waktu dan tempat. Komputer juga memiliki potensi lebih jika dibandingkan dengan media lain dalam hal mendorong siswa untuk belajar bahasa karena komputer dapat menyajikan materi dengan cara yang beragam, yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan buku teks maupun video.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang kini merupakan pembelajarannya yang berbasis teks apabila siswa hanya disajikan teks-teks yang berasal dari buku teks dan cara mengajar dengan metode ceramah sudah dapat dipastikan siswa akan bosan, malas, jenuh dan tidak tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia. Tugas guru bidang studi bahasa Indonesia adalah mencari solusi agar siswanya dapat senang dan memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran untuk merangsang minat siswa. Meskipun tetap menggunakan buku teks dalam pembelajarannya tetapi dapat dikombinasikan dengan mencari informasi selain dari buku teks, yaitu diantara melalui internet. Pada zaman dahulu sebelum internet masuk ke dunia pendidikan, siswa selain dari buku teks dapat mengkombinasikan dari majalah, koran atau cd pembelajaran. Saat ini tidak lagi, melalui internet semua menjadi lebih mudah dan praktis walaupun ada kelemahannya, yaitu siswa menjadi malas mencari buku dan cukup searching melalui google saja.
Belajar bahasa adalah belajar komunikasi, maka media yang digunakan harus mendukung pembelajaran bahasa tersebut. Seorang guru diharapkan mampu memilih media yang tepat, efisien untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam upaya menguasai komptensi yang diharapkan.
Keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada isi pesan, cara menjelaskan pesan dan karakteristik penerima pesan. Misalnya, penggunaan papan tulis akan lebih efektifdan lebih efisien daripada penggunaan LCD pada tujuan pembelajaran tertentu
Adapun beberapa hal yang diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain:
(1) Tujuan
(2) Ketepatgunaan
(3) Tingkat kemampuan siswa
(4) Biaya
(5) Ketersediaan
(6) Mutu teknis.. (Daryanto, 1993:3)
Keefektifan pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa pada keempat aspek berbahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran keempat aspek berbahasa tersebut dapat dilalukan dengan menggunakan media audio visual, komputer, dan mengakses internet.
Berikut ini akan dijabarkan pengembangan media tersebut berdasarkan empat aspek:
a. Media pembelajaran dikaitkan dengan menyimak
Media yang digunakan, yaitu guru, siswa, radio, dan tape recorder dan soundsistem.
b. Media pembelajaran dikaitkan dengan berbicara
Media yang dapat digunakan adalah kartu kata atau gambar.
c. Media pembelajaran dikaitkan dengan membaca
Media yang digunakan adalah wacana, penggalan-pengalan wacana yang dapat disajikan melalui power point.
d. Media pembelajaran dikaitkan dengan menulis
Media yang digunakan dapat berupa gambar, benda dan kartu.
e. Media pembelajaran dikaitkan dengan pembelajaran apresiasi sastra.
Media yang digunakan dapat berupa kaset rekaman yang terkonsep dalam slide power point, video pembacaan puisi dan cerpen yang diperdengarkan sehingga siswa mampu mengapresiasi sastra dengan baik.
Gambar atau wallpaper yang terkonsep dalam slide power point sehingga diharapkan siswa dapat menulis puisi dari gambar yang disajikan
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media perlu memperhatikan pedoman penggunaan dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media sejalan dengan tujuan, kesesuaian materi, interaksi yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi siswa diharapkan dalam memanfaatkan media pembelajaran.
E. Simpulan dan RekomendasiPerubahan kurikulum 2013 merupakan perbaikan kurikulum dari kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum 2013 perkembangan TIK sangat diprioritaskan dan diharapkan guru dapat menyesuaikan perkembangan ini. Sumber belajar dan media belajar tidak lagi hanya berasal dari buku tetapi dapat berbagai sumber dan berbagai media.
Pemanfaatan media TIK dalam sumber belajar dan media pembelajaran di kelas merupakan salah satu upaya untuk menarik minat siswa belajar. Oleh karena itu, tanpa kita sadari bahwa penggunaan media atau alat bantu sangat membantu kegiatan proses pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. Namun, dalam implementasinya masih kurang guru memanfaatkan media pembelajaran dan penggunaan metode ceramah masih cukup popular di kalangan guru dalam proses pembelajaran. Ini diakibatkan keterbatasan media pembelajaran dan lemahnya guru menciptakan media pembelajaran.
Padahal telah kita ketahui bahwa zaman telah berkembang dengan pesat. Komputer bukan lagi barang asing bagi siswa juga perangkat dan program yang ada di dalam komputer. Berdasarkan kondisi itu maka diharapkan guru pun akrab dan menguasai komputer dengan perangkat dan programnya, Guru dapat memanfaatkan komputer tersebut sebagai media pembelajaran dan program-program yang ada dalam komputer dapat dijadikan sumber belajar.
Hartoyo (2012, 35) komputer tidak hanya fleksibel, namun juga kaya dan interaktif. Komputer fleksibel dalam hal dimensi waktu dan tempat. Komputer juga memiliki potensi lebih jika dibandingkan dengan media lain dalam hal mendorong siswa untuk belajar bahasa karena komputer dapat menyajikan materi dengan cara yang beragam, yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan buku teks maupun video.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang kini merupakan pembelajarannya yang berbasis teks apabila siswa hanya disajikan teks-teks yang berasal dari buku teks dan cara mengajar dengan metode ceramah sudah dapat dipastikan siswa akan bosan, malas, jenuh dan tidak tertarik dengan pelajaran bahasa Indonesia. Tugas guru bidang studi bahasa Indonesia adalah mencari solusi agar siswanya dapat senang dan memiliki minat yang tinggi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan TIK sebagai media pembelajaran untuk merangsang minat siswa. Meskipun tetap menggunakan buku teks dalam pembelajarannya tetapi dapat dikombinasikan dengan mencari informasi selain dari buku teks, yaitu diantara melalui internet. Pada zaman dahulu sebelum internet masuk ke dunia pendidikan, siswa selain dari buku teks dapat mengkombinasikan dari majalah, koran atau cd pembelajaran. Saat ini tidak lagi, melalui internet semua menjadi lebih mudah dan praktis walaupun ada kelemahannya, yaitu siswa menjadi malas mencari buku dan cukup searching melalui google saja.
Belajar bahasa adalah belajar komunikasi, maka media yang digunakan harus mendukung pembelajaran bahasa tersebut. Seorang guru diharapkan mampu memilih media yang tepat, efisien untuk memperlancar proses belajar mengajar dalam upaya menguasai komptensi yang diharapkan.
Keberhasilan menggunakan media dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar tergantung pada isi pesan, cara menjelaskan pesan dan karakteristik penerima pesan. Misalnya, penggunaan papan tulis akan lebih efektifdan lebih efisien daripada penggunaan LCD pada tujuan pembelajaran tertentu
Adapun beberapa hal yang diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, antara lain:
(1) Tujuan
(2) Ketepatgunaan
(3) Tingkat kemampuan siswa
(4) Biaya
(5) Ketersediaan
(6) Mutu teknis.. (Daryanto, 1993:3)
Keefektifan pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan siswa pada keempat aspek berbahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran keempat aspek berbahasa tersebut dapat dilalukan dengan menggunakan media audio visual, komputer, dan mengakses internet.
Berikut ini akan dijabarkan pengembangan media tersebut berdasarkan empat aspek:
a. Media pembelajaran dikaitkan dengan menyimak
Media yang digunakan, yaitu guru, siswa, radio, dan tape recorder dan soundsistem.
b. Media pembelajaran dikaitkan dengan berbicara
Media yang dapat digunakan adalah kartu kata atau gambar.
c. Media pembelajaran dikaitkan dengan membaca
Media yang digunakan adalah wacana, penggalan-pengalan wacana yang dapat disajikan melalui power point.
d. Media pembelajaran dikaitkan dengan menulis
Media yang digunakan dapat berupa gambar, benda dan kartu.
e. Media pembelajaran dikaitkan dengan pembelajaran apresiasi sastra.
Media yang digunakan dapat berupa kaset rekaman yang terkonsep dalam slide power point, video pembacaan puisi dan cerpen yang diperdengarkan sehingga siswa mampu mengapresiasi sastra dengan baik.
Gambar atau wallpaper yang terkonsep dalam slide power point sehingga diharapkan siswa dapat menulis puisi dari gambar yang disajikan
Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa media merupakan alat penyalur pesan yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media perlu memperhatikan pedoman penggunaan dengan tujuan agar penggunaan media efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan materi pembelajaran, seperti melakukan kombinasi penggunaan media sejalan dengan tujuan, kesesuaian materi, interaksi yang diharapkan, kesiapan siswa dan partisipasi siswa diharapkan dalam memanfaatkan media pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan media teknologi pendidikan, yaitu dengan cara mencari dan mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dalam belajar kemudian dicarikan pemecahannya melalui aplikasi Teknologi Informasi yang sesuai. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan sebagai media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut.
Pemilihan media pembelajaran yang tepat dapat menarik minat siswa untuk belajar dan menghasilkan hasil belajar yang meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Peran guru sebagai pendidik juga sangat penting selain dari media pembelajaran yang tepat. Guru yang memilih metode pembelajaran dan media pembelajaran yang beragam dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru diharapkan menguasai teknologi informasi dan komunikasi serta dapat menciptakan media pembelajaran yang tepat agar siswa pun tidak jenuh dalam menerima pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar