Senin, 20 Februari 2017

Pengaruh Internet terhadap Pembangunan Karakter Bangsa

PENGARUH INTERNET TERHADAP PERKEMBANGAN REMAJA


Akhir-akhir ini teknologi internet sudah tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi pertanyaan adalah, Apakah internet berpengaruh negatif atau positif dalam kehidupan remaja? Jawabannya adalah tergantung dari user atau pengguna internet tersebut, karena internet memiliki fungsi positif dan negatif yang melekat pada waktu yang bersamaan. Sama seperti halnya dengan pisau. Efek yang positif, pisau membantu manusia untuk memotong benda-benda yang besar sehingga lebih mudah untuk dibawa, diolah, dsb; namun efek negatifnya dapat digunakan untuk hal-hal berbahaya seperti mengancam jiwa orang lain atau bahkan membunuhnya.

Dengan atau tanpa disadari, orangtua dan orang dewasa lain di sekitar remaja telah memaparkan internet sejak usia dini. Oleh karena itu adalah sebuah urgensi untuk mengulas tentang dampak positif dan negatif dari pemaparan remaja terhadap internet dari sudut pandang psikologis. Dampak ini akan ditinjau dari beberapa aspek perkembangan sebagai berikut :
  1. Dampak pada perkembangan fisik
  2. Dampak pada perkembangan sosial dan emosi
  3. Dampak pada perkembangan inteligensi
  4. Dampak pada perkembangan moral
A. REMAJA DAN PERKEMBANGANNYA

1. Pengertian Remaja
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.

Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu
· 12 – 15 tahun
· masa remaja awal, 15 – 18 tahun
· masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun
· masa remaja akhir.

2. Pengertian Perkembangan
 
Perkembangan mengandung arti sebagai berikut :
  • Perubahan fungsi psikologis atau perubahan bersifat kualitatif, artinya perubahan dapat dilihat dari kemampuan bertingkah laku lebih matang, baik tingkah laku sosial, emosional, moral maupun intelektual
  • Perubahan itu merupakan proses yang berkesinambungan dan terus-menerus
  • Perubahan yang mengarah kepada pencapaian kematangan dalam segi fisik, sosial emosional, moral dan intelektual
3. Ciri-ciri Khas Remaja yang sedang berkembang
Menurut Blair & Jones, 1964; Ramsey, 1967; Mead, 1970; Dusek, 1977; Besonsky, 1981, sejumlah ciri khas perkembangan remaja adalah sebagai berikut :
  • Remaja mengalami perubahan fisik (pertumbuhan) paling pesat, dibandingkan dengan periode perkembangan sebelum maupun sesudahnya
  • Mempunyai energi yang berlimpah secara fisik dan psikis yang mendorong mereka untuk berprestasi dan beraktivitas
  • Perhatian mereka lebih terarah kepada teman sebaya dan secara berangsur melepaskan diri dari keterikatan dengan keluarga
  • Remaja memiliki keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis
  • Periode idealis (periode terbentuknya keyakinan tentang kebenaran, keagamaan dan kebijaksanaan)
  • Menunjukkan kemandirian
  • Berada pada periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa 
  • Pencarian identitas diri.
4. Prinsip-prinsip Perkembangan
  • Prinsip kematangan
  • Prinsip kesatuan organisasi
  • Prinsip tempo dan irama perkembangan
  • Prinsip kesamaan pola
  • Prinsip kontinuitas
5. Pengertian inteligensi, moral, dan emosi
  • Inteligensi adalah kemampuan untuk memperoleh berbagai informasi berpikir abstrak, menalar serta bertindak secara efisien dan efektif
  • Moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salad yang harus dilaksanakan atau harus dihindari dalam menjalani kehidupan
  • Emosi merupakan suatu reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku gembira, bahagia, sedih, berani, takut, muak, haru, cinta, dan sejenisnya.
A. PENGERTIAN INTERNET
Internet merupakan singkatan dari (Interconnected Computer Networks) atau bisa didefinisikan sebagai Jaringan Komputer yang tiada batas yang menjadi penghubung pengguna komputer satu dengan pengguna komputer lainnya serta dapat berhubungan dengan komputer di sebuah wilayah ke wilayah di penjuru dunia, dimana di dalam jaringan tersebut mempunyai berbagai macam informasi serta fasilitas layanan internet browsing atau surfing. Istilah ini lebih dikenal dengan “online” di internet. Pekerjaan ini bisa di ibaratkan seperti kita berjalan-jalan di tempat hiburan sembari melihat-lihat ke toko-toko namun tidak membeli jualan tersebut.

Internet memberikan banyak sekali manfaat, ada yang bisa memberikan manfaat baik dan buruk. Baik bila digunakan untuk pembelajaran informasi dan buruk bila digunakan untuk hal yang berbau pornografi, informasi kekerasan, dan lain-lainnya yang negatif.

B. PENGARUH NEGATIF INTERNET PADA PERKEMBANGAN REMAJA
Beberapa ahli mengungkapkan dampak negatif dari pemaparan internet terhadap remaja sebagai berikut :

1. Dampak pada perkembangan fisik

Interaksi remaja dengan internet banyak mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari internet adalah memudahkan kehidupan manusia sehingga akan banyak mengurangi dalam bergerak. Saat ini dalam beraktivitas para remaja sudah banyak menggunakan perantara internet. Hal tersebut menyebabkan perkembangan fisik remaja yang terlalu dipapar oleh internet banyak mengalami physical decline. Contohnya problem visual seperti kelelahan mata, sakit kepala bahkan penglihatan kabur karena remaja lebih rentan daripada orang dewasa terhadap cahaya dan radiasi yang dipancarkan dari perangkat internet. Selain itu obesitas juga kasus yang sering terjadi akibat berkurangnya aktivitas fisik. Obesitas pada remaja dapat memicu terjadinya ketidakseimbangan hormonal dan metabolismE yang akan menggiring terjadinya serangan jantung premature.

2. Dampak pada perkembangan emosi dan sosial
Pada remaja, perkembangan emosi tidak lepas dari interaksinya dengan lingkungan sosial. Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling remaja berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka perkembangan emosi remaja juga cenderung tidak adekuat karena umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai kehendak individu sedangkan umpanbalik dari lingkungan nyata belum tentu sesuai dengan kehendak individu. Sehingga individu harus mengembangkan keterampilan sosial dan emosi untuk mengatasinya.

Saat ini telah dikembangkan berbagai jejaring sosial yang dapat mendukung terciptanya suatu lingkungan sosial “virtual”. Pada remaja, pengaruh negatif dari jejaring sosial ini dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut :
 
  • Hilangnya privasi. Tidak seperti orang dewasa, remaja banyak yang cenderung mencantumkan identitas real dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka dapat rentan terhadap hilangnya privasi dan kemungkinan abuse terhadap foto atau video yang kurang “appropriate” yang mereka posting didalam jejaring sosialnya.
    Cyber-Bullying. Para remaja belum cukup matang untuk memahami dampak dari informasi yang dimunculkan dalam jejaring sosial sehingga banyak terjadi kasus perkelahian yang dimulai dari komentar atau status namun dianggap ejekan (bullying) melalui jejaring sosial.
     
  • Stranger-Danger. Para remaja sering masih kurang “aware” terhadap bahaya dari orang yang tak dikenal atau yang mengenal mereka namun memalsukan identitasnya dalam jejaring sosial. Menurut Pew Research Center, "32% dari remaja online telah dihubungi oleh seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka dan 7% dari remaja online tersebut mengatakan mereka merasa takut atau tidak nyaman sebagai akibat dari kontak dengan orang yang tak dikenal secara online. Di Indonesia bahkan kasus remaja yang diculik dan kemudian diperkosa oleh orang tak dikenal melalui jejaring sosial sudah banyak terjadi.
     
  • Cyber-Stalking. Kejujuran remaja dalam jejaring sosial seperti melakukan posting tentang bagaimana rumah mereka, dimana sekolah mereka, menyebabkan orang asing yang berniat jahat sangat mudah untuk membuntuti dan bahkan membujuk mereka untuk bertemu muka dan akhirnya bisa melakukan tindakan kejahatan kepada merek.
Beberapa Interaksi remaja dengan internet juga dapat berdampak pada perkembangan aspek emosi yang tidak adekuat. Bila internet digunakan tanpa control yang baik, maka akan menyebabkan tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (addiction). Beberapa kondisi emosi yang memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu addiction terhadap internet, antara lain :
  • Kecemasan, bila internet digunakan untuk mengalihkan perhatian dari kecemasan maka justru akan beresiko individu untuk tidak mengatasi kecemasannya dan setiap saat mengalihkannya pada komputer yang dapat mengakibatkan kecanduan.
  • Depresi, internet dapat mengalihkan sementara dari depresi (terutama banyak website yang memberikan informasi tentang mengatasi depresi) namun bila digunakan tanpa kontrol justru tanpa disadari akan makin menyebabkan isolasi dari lingkungan yang akan menambah depresi.
Selain aspek emosi yang dapat menimbulkan kecenderungan addiction, internet dapat berdampak pada perilaku kurang sabar pada remaja karena internet cenderung membuat segala sesuatu menjadi lebih mudah dan instant sehingga secara emosi para remaja menjadi tidak terbiasa untuk bersabar.

3. Dampak pada perkembangan inteligensi
Beberapa ahli mengulas tentang pengaruh internet dalam perkembangan inteligensi karena internet sudah tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari di lingkungan rumah ataupun di lingkungan sekolah.

Remaja saat ini mungkin menggunakan otak mereka jauh berbeda dengan remaja di generasi sebelumnya. Temuan bisa berarti bahwa teknik pengajaran saat ini dan metode pengujian belum tentu efektif dalam mengestimasi kecerdasan mereka.

Patricia Greenfield menelaah lebih dari 50 studi tentang dampak internet terhadap remaja. Dia menemukan bahwa media seperti internet dapat membatasi beberapa aspek keterampilan mental mereka, tetapi juga membantu meningkatkan mereka dengan cara lain.

Dampak negatif dalam inteligensi dibuktikan oleh Lady Susan Greenfield, ahli syaraf dan profesor farmakologi sinaptik pada Lincoln College, Oxford, dan direktur Royal Institution. Beliau berpendapat bahwa remaja yang menggunakan internet secara berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera (tidak sabar) , dan "rasa kebingungan dalam identitas." Selain itu internet juga berdampak pada penalaran kritis karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga para remaja menjadi kurang terampil dan cenderung untuk berkosentrasi hanya pada satu hal untuk jangka waktu yang lama dan menyulitkan remaja untuk memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.

4. Dampak pada perkembangan moral
Dampak dalam perkembangan moral terutama terjadi karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Banyak kasus di Indonesia tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada remaja yang baik pelaku maupun korbannya adalah remaja akibat eksposure terhadap situs-situs internet yang tidak dikontrol oleh orangtua maupun orang dewasa lain yang bertanggungjawab terhadap perkembangan remaja di Indonesia.

Dampak negatif dalam perkembangan moral juga dapat terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa ijin. Banyak orangtua yang mengajarkan anak-anaknya untuk tidak mencuri bahkan mungkin memberikan hukuman bila anaknya melakukan tindak pencurian. Namun bila hal tersebut dilakukan dengan perangkat internet (contohnya mengunduh secara illegal baik lagu atau film dengan berbagai cara), maka punishment dari orangtua sering tidak diterapkan.

Secara umum efek internet terhadap perkembangan moral diulas oleh Susan Willard dari University of Oregon melalui 4 faktor utama yang muncul dalam interaksi remaja dengan internet, yakni :

a. Lack of Affective Feedback and Remoteness from Harm.
Dalam dunia nyata, suatu perilaku memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Misalkan pada saat seorang remaja bertemu remaja lain dan melontarkan komentar “kamu jelek”; maka remaja yang mengejek akan langsung menerima konsekuensi mulai dari jawaban “tidak aku tidak jelek” sampai dengan perlawanan fisik bila remaja yang diejeknya merasa tersinggung. Melalui internet, perilaku negatif seperti diatas tidak akan secara langsung dirasakan dampaknya. Kondisi ini dapat menyebabkan remaja mengembangkan perilaku moral yang tidak adekuat karena konsekuensi dari perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung.

b. Reduced Fear of Risk of Detection and Punishment.
Interaksi melalui internet dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan identitas. Hal ini menyebabkan individu dapat menghindar dari hukuman atau tanggungjawab atas suatu perilaku yang dilakukannya.

c. New Environment Means New Rules. Dunia maya melalui internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan nyata disekitar remaja. Oleh karena itu remaja sering beranggapan bahwa di dunia maya mereka boleh menerapkan aturan baru yang berbeda dengan aturan di dunia nyata yang sering bertentangan dengan dunia nyata seperti saling mengejek dan terkadang membuat lelucon yang tanpa disadari bisa menjadi suatu penghinaan terhadap remaja yang lain.

d. Perceptions of Social Injustice and Corruption. Adanya internet menyebabkan individu yang merasa ketidakadilan merasa berhak untuk memberikan perlawanan melalui internet. Mulai dari perilaku menentang dengan mengemukakan pendapat, hacking sampai dengan membongkar secara umum hal-hal yang dianggap rahasia namun potensial menimbulkan ketidakadilan seperti kasus Wikileaks yang marak akhir-akhir ini. Oleh karena itu individu berpotensi untuk melakukan perlawanan yang dalam dunia nyata membutuhkan suatu aturan-aturan untuk mengemukakan ketidaksetujuannya.

C. PENGARUH POSITIF INTERNET PADA PERKEMBANGAN REMAJA
Disamping berbagai dampak negatif dari internet terhadap perkembangan remaja, ada pula dampak-dampak positif dari internet. Secara umum internet mendorong tumbuhnya “rasa mampu” dan membantu remaja sebagai “alat” untuk memecahkan masalah (problem solving). Selain itu internet juga sangat membantu remaja untuk mendapatkan informasi yang luas. Permainan dengan menggunakan internet berupa perangkat games juga memberikan kesempatan pada remaja untuk mengenal prinsip dasar dalam teamwork dan berbagi serta melatih eye-hand coordination. Namun secara mendetil dapat dijabarkan melalui pengaruhnya terhadap berbagai aspek perkembangan sebagai berikut :

1. Dampak pada perkembangan fisik.
Salah satu dampak bila internet digunakan dengan tepat adalah adanya kemungkinan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa dibatasi oleh waktu dan dapat dilakukan di rumah. Seperti game yang menggunakan dancing pad, dapat dilakukan setiap saat diwaktu yang senggang.

Selain itu informasi tentang kesehatan juga memberikan dukungan terhadap gaya hidup yang sehat dan pencegahan terhadap penyakit. Namun manfaat ini tidak langsung bisa didapatkan oleh remaja karena keterbatasan mereka dalam memahami dan menginterpretasikan informasi kesehatan yang didapatkannya. Oleh karena itu sangat dibutuhkan pendampingan dari orang dewasa atau orangtua agar remaja bisa menginterpretasikan informasi yang benar tentang masalah kesehatan yang dapat mendukung perkembangan fisiknya.

2. Dampak pada perkembangan sosial dan emosi
Banyak remaja mengembangkan sense of power and accomplishment bila mereka mampu menggunakan internet. Bila orang dewasa cenderung melakukan interaksi yang pertamakali dengan internet karena alasan pekerjaan, maka umumnya remaja memulainya karena alasan bermain. Namun dari bermain dapat pula dikembangkan kemampuan kreatif, interaksi yang baik dengan teman yang lain, mengembangkan kemampuan komunikasi, bahkan memperkaya kemampuan berbahasa karena besarnya kemungkinan untuk melakukan kontak dengan remaja dari belahan bumi yang berbeda.

Perkembangan sosial dan emosi yang mungkin didukung oleh adanya jejaring sosial melalui internet adalah :
  1. Relationship building & Cultural Awareness. Situs jejaring sosial jaringan memungkinkan remaja untuk bertemu teman baru dari Negara lain , membantu mereka menjadi lebih duniawi dan peka terhadap perbedaan budaya. Para remaja juga dapat tetap berhubungan atau membina hubungan kembali dengan teman-teman masa lalu mereka yang mungkin sudah tinggal jauh dari lingkungan mereka.
  2. Identity. Para remaja dapat berbagi minat dengan remaja lain, bergabung dengan kelompok, mengembangkan rasa independent, dan bisa terlibat dalam ekspresi diri yang positif dengan mempersonalisasi halaman profil dan berpartisipasi dalam diskusi tentang topik-topik yang menarik perhatian mereka. Hal-hal tersebut sangat dibutuhkan dalam membangun “sense of identity” dalam diri mereka.
  3. Self-Esteem. Berkaitan dengan pembentukan identitas di atas, jaringan sosial dapat membantu membangun harga diri dan meningkatkan kepercayaan diri.
Battling Depression. Adanya dukungan sosial dapat sangat membantu untuk mengatasi depresi terutama pada para remaja. Tamaryn Stevens seorang remaja 17 tahun didiagnosis dengan penyakit ginjal ketika dia berumur 10 tahun dan kemudian menjalani operasi transplantasi. Tamaryn menggunakan jaringan sosial bernama LiveWIRE setiap hari untuk chatting dengan teman online, memposting pemikiran dan bahkan meng-upload puisi ungkapan hatinya. Dia mengatakan LiveWIRE "sangat bermanfaat ... Apalagi bila dalam situasi sosial yang nyata seperti sekolah anda merasa sangat tidak berharga pada hari itu. Anda pulang dan Anda pergi ke LiveWIRE dan ada orang untuk diajak bicara dan itu membuat hari Anda yang jauh lebih baik.

3. Dampak pada perkembangan inteligensi

Greenfield yang telah menelaah lebih dari 50 penelitian tentang penggunaan internet dalam perkembangan inteligensi remaja, menunjukkan adanya peningkatan dalam visual reasoning. Hal tersebut meliputi bagaimana individu mengindera secara visual dan memprosesnya hingga mencapai suatu kesimpulan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa individu yang mendapatkan pelatihan berupa simulasi melalui komputer akan menunjukkan performa yang lebih baik dalam prakteknya di dunia nyata dibandingkan individu yang tidak melakukan simulasi.

Remaja zaman sekarang juga lebih baik dalam melakukan multitasking dibandingkan generasi sebelumnya. Hal ini tampaknya berkaitan dengan meningkatkan informasi visual yang harus diprosesnya pada saat bersamaan seperti saat mereka berinteraksi dengan internet.

4. Dampak pada perkembangan moral

Beberapa aksi kemanusiaan dalam menghadapi peristiwa-peristiwa besar seperti bencana alam dapat diakses langsung oleh masyarakat luas, termasuk juga remaja pengguna internet. Aksi tersebut sering memicu tumbuhnya solidaritas untuk merasakan bahkan membantu individu lain yang sedang tertimpa musibah. Hal tersebut dapat mendorong perkembangan moral yang adekuat.

D. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa efek positif dan negatif yang seolah kontradiktif membuktikan bahwa dampak dari internet sangat tergantung dari penggunanya. Oleh karena itu kunci untuk menyeimbangkan efek positif dan negatif dari internet terhadap remaja adalah justru komunikasi yang efektif antara orangtua dan remaja serta adanya bimbingan yang tepat. Sebuah skenario win-win solution, jika orang tua mengizinkan remaja untuk memaksimalkan manfaat internet sambil meminimalkan sisi negatif dari internet. Para remaja berhak mendapatkan yang terbaik dari apa yang ditawarkan oleh internet, namun orangtua harus strategis dalam membimbing remaja untuk menggunakan internet dalam meningkatkan pengalaman belajar dan menghasilkan efek yang positif.


Internet ada untuk membantu kehidupan manusia. Oleh karena itu semua pihak, sebagai pemerintah, masyarakat, dan media perlu ikut bertanggung jawab menghadapi tantangan kemudahan hidup yang ditawarkan internet di masa depan. Karena hal tersebut akan berpengaruh dalam pembentukan generasi unggul di masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar